Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan Rahmat dari Tuhan mereka, danmereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. 2 al-Baqarah: 155-157)

 

Pada ayat-ayat sebelumnya (Q.S. 2 al-Baqarah: 152-153), Allah SWT. telah memerintahkan hamba-hamba-Nya

untuk bersyukur karena telah diturunkan kepada mereka syariat yang sempurna berupa agama Islam. Kemudian, dalam melaksanakan dan menegakkan syariat tersebut, hamba-hamba Allah juga diperintahkan untuk bersabar, karena pasti akan mendapatkan berbagai tantangan dari manusia-manusia yang menutup pikiran dan indranya terhadap Islam.

Dalam tiga ayat di atas ((Q.S. 2 al-Baqarah: 155-157), Allah SWT. kembali memerintahkan hamba-hamba-Nya utnuk bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup di alam dunia. Kesabaran ini harus didasari keyakinan bahwa betapa pun besarnya musibah, Allah SWT. akan selalu bersama orang-orang yang sabar serta melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada mereka. Pada pembahasan kali ini, insya Allah penulis akan dibahas secara lebih mendalam mengenai permasalahan tersebut.

 

Cobaan Allah Terhadap Hamba-Hamba-Nya

Sudap merupakan sunnatullah bahwa Allah SWT. akan menguhi hamba-hamba-Nya dengan berbagai cobaan dan musibah. Tujuannya ialah untuk melihat siapakah di antara mereka yang sabar atau justru berbalik pada kekufuran saat ditimpa musibah. Kekufuran di sini bisa berupa perasaan putus asa karena tak kunjung datangnya pertolongan Allah, atau perasaan rugi dan menyesal karena harta benda yang dimiliki telah lenyap. Perasaan kehilangan ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila ia menyadari bahwa segala apa yang dimiliki adalah kepunyaan Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Ujian dan cobaan yang diberikan Allah bisa berupa perasaan gelisah, takut, gentar (ketika menghadapi musuh), kalaparan karena ditimpa malapetaka, musnahnya harta benda, wafatnya anggota keluarga, gagalnya hasil panen karena serangan hama, dan lain sebagainya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk mendatangkan berbagai cobaan bagi manusia sesuai dengan kehendak-Nya.

Penulis kitab al-Futuhatur Rabbaniyyah Muhammad ‘Abdul’aziz al-Hakim. Berpendapat bahwa cobaan itu berupa rasa takut yang bersifat ketuhanan, misalnya lapat ketika melaksanakan ibadah shaum, berkurangnya harta benda karena dikeluarkan untuk membayar zakat, atau wagatnya anggota keluarga karena sakit.

Bila berbagai cobaan tersebut sudah merupakan sunnatullah yang pasti datang dan akan menimpa setiap Hamba Allah, maka jalan dari masalah ini hanya satu, yaitu bersabar seraya mengucapkan kalimat istirja’ (“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”; sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya jua kami kembali). Inilah jalan keluar terbaik sekaligus merupakan perintah Allah bagi hamba-hamba-Nya yang ditimpa musibah.

 

Macam-Macam Kesabaran

Kesabaran terdiri atas tiga macam:

  1. Sabar dalam upaya meninggalkan perbuatan yang haram dan dosa,
  2. Sabar dalam mengerjakan amal ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah, serta
  3. Sabar dalam menghadapi berbagai musibah dan bala yang menimpa.

Berdasarkan dengan jenis sabar yang ketiga, kaum Mukminin wajib memberikan bantuan sesuai kemampuan ketika melihat saudaranya tengah dilanda musibah atau mendapat ujian dari Allah. Berdasarkan ayat 155, kaum Mukminin juga diperintahkan untuk menasehati saudaranya tersebut agar tetap dalam kesabaran, dan menyampaikan berita gembira dari Allah untuk orang-orang yang sabar. Berita gembira tersebut keistimewaan-keistimewaan yang kaan didapatkan oleh hamba-hamba-Nya yang sabar.

 

Keistimewaan Orang-orang yang Sabar

Allah SWT. menegaskan dalam surah al-Baqarah ayat 155 di atas, bahwa alam dunia ini merupakan tempat ujian dan vobaan bagi hamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu dalam banyak ayat, Allah SWT. memerintahkan kaum Mukminin untuk menyampaikan kabar gembira tentang keududukan isimewa yang akan diraih oleh orang-orang yang sabar.

Orang-orang yang sabar adalah hamba-hamba Allah yang sanggup menahan diri dari berbagai penderitaan yang turun kepdaa mereka sebagai ujian dari Allah SWT. Mereka juga meyakini bahwa segala kenikmatan yang dimiliki (sebelum datangnya musibah) ialah dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Orang-orang yang sabar adalah para muwahhid (orang-orang yang mengesakan Allah) yang meyakini bahwa dirinya akan dibangkitkan untuk kepbali kepada-Nya. Mereka juga ridha atas segala ketetapan Allah atas dirinya, mengharapkan pahala dari musibah yang datang menimpa, serta amat takut terhadap siksa-Nya.

Apabila musibah datang, mereka akan berkata bahwa dirinya dan seluruh kehidupan yang dijalaninya adalah kepunyaan Allah, Pencipta dan Pelindung mereka. Merkea itulah hamba-hamba Allah yang benar-benar sabar dan akan mendapatkan ampunan, Rahmat, serta kasih sayang dari Tuhan-Nya. Mereka juga akan memperoleh petunjuk dari Allah SWT. serta istiqamah dalam menjalankan petunjuk itu.

Selain hal-hal di atas, berikut ini juga akan dipaparkan beberapa keistimewaan lain dari bersabar:

  1. Sabar merupakan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia. Sabar tidak dimiliki oleh malaikat ataupun hewan. Para malaikat tidak mungkin terhoda oleh syahwat karena ia telah ditakdirkan oleh Allah untuk hidup dalam ketaatan, membenamkan diri dalam totalitas pengabdian kepada Allah, danmelaksanakan semua tugas yang telah diberikan Allah kepada-Nya. Ketika dilahirkan, manusia amat tergantung kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selanjutnya, ia pun tumbuh dan berkembang diiringi dengan peningkatan berbagai kebutuhan hidup. Salah satu tugas manusia dalam perkembangannya mencaai kedewasaan adalah berlajar memenuhi berbagai kebutuhan tanpa membiarkan dirinya dikuasai oleh hawa nafsu. Artinya, manusia senantiasa diharapkan pada pilihan antara kecenderungan akal akan hal-hal yang bersifat langgeng, dan mengarahkan diri pada kecenderungan akal yang baik serta menjauhi hawa nafsu inilah yang dinamakan sabar.
  2. Di dalam al-Qur’an terdapat 72 ayat yang berisi pujian bagi orang-orang yang sabar. Di antaranya ialah firman Allah :

... إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ (10)

  1. ... sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Ayat ini menyiratkan penegasan Allah, bahwa setiap amal ketaatan akan mendatangkan pahala, menurut ukuran tertentu. Sementara itu, amal kesabaran akan mendatangkan ganjaran Allah yang tidak terbatas sesuai dengan kehendak-Nya.

 

3. Didirikan bagi orang-orang yang sabar sebuah rumah di surga dengan nama baitul Hamd (rumah pujian). Abu Musa al-Asy’ari r.a. telah meriwayatkan dari Rasulallah SAW, bahwa beliau bersabda yang artinya:

Ketika seorang anak putra dari hamba Allah wafat, Allah SWT. berfirman kepada malaikat, “Apakah engkau telah mencabut nyawa putra dari hamba-Ku?” Malaikat itu mengiyakan. Allah berfirman, “Apakah kalian cabut nyawa buah hatinya?” Para malaikat pun mengiyakan. Allah SWT berfirman, “Apa yang diucapkan hamba-Ku (setelah anaknya wafat)?” Malaikat menjawab, “Ia memuji-Mu dan mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Allah SWT. berfirman “Dirikanlah rumah baginya di surga dan berilah nama Baitul Hamd (rumah pujian).”

4. Orang yang sabar akan mendapatkan ganti yang lebih baik dari kehilangannya. Rasulallah SAW. bersabda:

Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah kemudiah mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un lalu membaca do’a: Allahumma ajir ni fi mushibati wakhluf li khairan minha (Ya Allah, berilah pahala bagiku dalam musibah ini dan gantikanlah untukku yang lebih baik), melainkan akan diberi ganti yang lebih baik oleh Allah SWT. (H.R. Ahmad)

 

 

Ya Allah, dengan menyebut nama-Mu yang berkuasa atas diriku, hartaku, dan agamaku, berilah aku rasa ridha atas segala keputusan-Mu dan berkahilah segala apa yang telah engkau berikan kepadaku sehingga aku tidak mempercepat apa yang Engkau lambatkan dan tidak memperlambat apa yang Engkau cepatkan.

 

Sumber:

Artikel ini disalin dari 

Buku: AYAT-AYAT LARANGAN DAN PERINTAH DALAM AL-QUR'AN (Pedoman Menuju Akhlak Muslim) Edisi Pertama

Pengarang:Qamaruddin Shaleh, dkk

Penerbit:DIPONEGORO (Bandung)

Halaman: 469-472

Hubungi Kami

Jl. Pasar Belakang Dusun II Hulu Besilam
pesantren@taajussalaam.com

Login